Sabtu, 14 Januari 2017

HAMA LALAT BIBIT KACANG (Ophiomya phaseoli)
PADA TANAMAN KEDELAI
Pendahuluan
Kacang kedelai merupakan salah satu komoditas pangan yang menjadi unggulan di era Pemerintahan Presiden RI Bapak Joko Widodo. Melalui program Pajale (padi, jagung, dan kedelai), pemerintah berupa meningkatkan produksi tiga komoditas pangan tersebut, agar tidak selamanya bergantung pada ekspor. Oleh karena itu berbagai upaya dilaksanakan oleh Pemerintah, mulai dari tingkat kebijakan hingga implementasi di lapangan, demi sukses terselenggaranya program nasional ini. Salah satunya adalah pengendalian hama penyakit yang menyerang komoditas kacang kedelai.
Hama merupakan salah satu faktor pembatas dalam produksi usahatani. Serangan hama tidak hanya menurunkan produksi dan produktivitas, namun juga mengurangi income pendapatan petani. Oleh karena itu berbagai upaya dilakukan petani untuk mengendalikan serangan hama pada tanamannya, termasuk serangan hama lalat bibit kacang (Ophiomya phaseoli) pada kacang kedelai.
Bioekologi
Lalat bibit kacang menyerang sejak tanaman muda muncul ke permukaan tanah hingga tanaman berumur 10 hari. Lalat betina meletakkan telur pada tanaman muda yang baru tumbuh. Telur diletakkan di dalam lubang tusukan antara epidermis atas dan bawah keping biji, atau disisipkan ke dalam jaringan mesofil dekat pangkal keping biji atau pangkal helai daun pertama dan kedua.
Telur berwarna putih seperti mutiara, berbentuk lonjong berukuran 0.31 mm dan lebar 0.15 mm. Selang dua hari telur akan menetas, dan keluar dari larva. Larva masuk ke dalam keping biji atau pangkal helai daun pertama dan kedua, kemudian membuat lubang gerekan. Selanjutnya larva menggerek batang melalui kulit batang hingga pangkal batang, dan berubah bentuk menjadi kepompong. Apabila pertumbuhannya maksimal, panjang larva dapat mencapai 3.75 mm. Kepompong awalnya berwarna kuning kemudian berubah jadi kecoklat – coklatan.
Ciri serangan ordo Diptera ini ditandai oleh adanya bintik – bintik putih pada keping biji, daun pertama atau kedua. Bintik – bintik tersebut merupakan bekas tusukan ovipositor (alat peletak telur) dari lalat betina. Selain kedelai, lalat kacang juga menyerang kacang ijo, kacang merah, kacang uci, kacang tunggak, kacang hiris, orok – orok, dan jenis sayuran kacang – kacangan lainnya.

Pengendalian
Beberapa bentuk pengendalian yang dapat digunakan guna menekan investasi hama ini di pertanaman kacang kedelai adalah : menenam kedelai secara serentak dalam luas areal, pemakaian mulsa jerami sebagai penutup tanah dapat nenekan serangan hama lalat bibit lebih dari 50%, perlakuan benih pada daerah – daerah khusus endemik serangan hama lalat bibit kacang dengan insektisida fipronil dan carbosulfan, aplikasi insektisida yang berbahan aktif carbofuran (misalnya : Marshal 25 ST), dekametrin dan permetrin. Pada saat tanaman berumur 7 – 9 hari dan apabila populasi hama mencapai ambang kendali (1 imago per 50 rumpun kacang). Khusus untuk pemakaian insektisida, agar petani berkonsultasi terlebih dahulu dengan PPL wilayah binaan setempat. Ini dimaksudkan untuk menghindari pemakaian yang berlebihan, dan merusak lingkungan dan kesehatan pengguna (petani). Sangat dianjurkan untuk lebih mendahulukan penggunaan insektisida nabati, dan dianjurkan agar pemakaiannya berselang – seling dengan aplikasi insektisida sintetik.
------------------------
Oleh : Asbudi Salam, SP. MAP.
PPL Ahli Madya Kabupaten Nunukan