HAMA LALAT BIBIT KACANG (Ophiomya phaseoli)
PADA TANAMAN KEDELAI
Pendahuluan
Kacang
kedelai merupakan salah satu komoditas pangan yang menjadi unggulan di era
Pemerintahan Presiden RI Bapak Joko Widodo. Melalui program Pajale (padi,
jagung, dan kedelai), pemerintah berupa meningkatkan produksi tiga komoditas
pangan tersebut, agar tidak selamanya bergantung pada ekspor. Oleh karena itu
berbagai upaya dilaksanakan oleh Pemerintah, mulai dari tingkat kebijakan
hingga implementasi di lapangan, demi sukses terselenggaranya program nasional
ini. Salah satunya adalah pengendalian hama penyakit yang menyerang komoditas
kacang kedelai.
Hama
merupakan salah satu faktor pembatas dalam produksi usahatani. Serangan hama
tidak hanya menurunkan produksi dan produktivitas, namun juga mengurangi income
pendapatan petani. Oleh karena itu berbagai upaya dilakukan petani untuk
mengendalikan serangan hama pada tanamannya, termasuk serangan hama lalat bibit
kacang (Ophiomya phaseoli) pada
kacang kedelai.
Bioekologi
Lalat
bibit kacang menyerang sejak tanaman muda muncul ke permukaan tanah hingga
tanaman berumur 10 hari. Lalat betina meletakkan telur pada tanaman muda yang
baru tumbuh. Telur diletakkan di dalam lubang tusukan antara epidermis atas dan
bawah keping biji, atau disisipkan ke dalam jaringan mesofil dekat pangkal
keping biji atau pangkal helai daun pertama dan kedua.
Telur
berwarna putih seperti mutiara, berbentuk lonjong berukuran 0.31 mm dan lebar
0.15 mm. Selang dua hari telur akan menetas, dan keluar dari larva. Larva masuk
ke dalam keping biji atau pangkal helai daun pertama dan kedua, kemudian
membuat lubang gerekan. Selanjutnya larva menggerek batang melalui kulit batang
hingga pangkal batang, dan berubah bentuk menjadi kepompong. Apabila pertumbuhannya
maksimal, panjang larva dapat mencapai 3.75 mm. Kepompong awalnya berwarna
kuning kemudian berubah jadi kecoklat – coklatan.
Ciri
serangan ordo Diptera ini ditandai oleh adanya bintik – bintik putih pada
keping biji, daun pertama atau kedua. Bintik – bintik tersebut merupakan bekas
tusukan ovipositor (alat peletak telur) dari lalat betina. Selain kedelai,
lalat kacang juga menyerang kacang ijo, kacang merah, kacang uci, kacang
tunggak, kacang hiris, orok – orok, dan jenis sayuran kacang – kacangan lainnya.
Pengendalian
Beberapa
bentuk pengendalian yang dapat digunakan guna menekan investasi hama ini di
pertanaman kacang kedelai adalah : menenam kedelai secara serentak dalam luas
areal, pemakaian mulsa jerami sebagai penutup tanah dapat nenekan serangan hama
lalat bibit lebih dari 50%, perlakuan benih pada daerah – daerah khusus endemik
serangan hama lalat bibit kacang dengan insektisida fipronil dan carbosulfan, aplikasi
insektisida yang berbahan aktif carbofuran (misalnya : Marshal 25 ST), dekametrin
dan permetrin. Pada saat tanaman berumur 7 – 9 hari dan apabila populasi hama
mencapai ambang kendali (1 imago per 50 rumpun kacang). Khusus untuk pemakaian
insektisida, agar petani berkonsultasi terlebih dahulu dengan PPL wilayah
binaan setempat. Ini dimaksudkan untuk menghindari pemakaian yang berlebihan,
dan merusak lingkungan dan kesehatan pengguna (petani). Sangat dianjurkan untuk
lebih mendahulukan penggunaan insektisida nabati, dan dianjurkan agar
pemakaiannya berselang – seling dengan aplikasi insektisida sintetik.
------------------------
Oleh
: Asbudi Salam, SP. MAP.
PPL Ahli
Madya Kabupaten Nunukan