BERTANAM PETAI (Parkia speciosa) DI LAHAN TERLANTAR
A. Mengenal
Petai
1. Aspek Budidaya
Setiap kita pasti mengenal petai, tanaman yang dikeal
karena baunya yang khas, namun sering dicari untuk dijadikan lalapan atau teman
makan sambel. Di Kota Nunukan, buah petai termasuk jenis sayuran yang cukup
mahal harganya. Di pasar lokal/tradisional biasa dijual dengan harga Rp. 10
ribu per empat tangkai. Tanaman ini tidak dibudidayakan secara khusus namun
umumnya di tanam di pinggiran rumah, sebagai batas kebun, atau pohon pelindung.
Tinggi pohon
petai umumnya 5 hingga 25 meter. Pohon petai termasuk pohon berkayu dengan
bentuk tajuk yang sangat terbuka, buahnya berbetuk panjang berisi 10 hingga 18
biji petai. Tanaman petai tumbuh subur pada lahan dengan ketinggian 10 hingga
800 meter dari permukaan laut. Tanaman ini dibudidayakan secara monokultur dan
tumpang sari dengan kacang tanah atau lada.
Biasanya petai ditanam dari
biji yang dibibitkan. Menanam bibit ini dengan cara menggunakan okulasi. Selanjutnya
adalah penyiapan lahan, yaitu lahan terlebih dahulu dibersihkan dari gulma dan
digemburkan. Jika keasaman lahan tidak seimbang maka dilakukan pengapuran. Pemberian
pupuk dasar dapat dilakukan pada persiapan lahan, khususnya jika lubang tanam
telah disiapkan sebelumnya. Ukuran lubang tanam 40 x 40 x 40 cm. Pemberian
pupuk kandang setebal 10 cm di lubang tanam.
Penanaman dapat dilakukan jika bibit sudah mencapai
usia minimal 6 bulan, dilakukan di awal musim penghujan. Pilihlah bibit yang
sudah memiliki daun yang sudah tua. Lakukan dengan hati – hati pada saat mengambil
bibit dari polybag, jangan sampai tanah yang melekat pada akar menjadi pecah. Padatkan
tanah timbunan dan hindari menimbun bekas okulasi kerena dapat mengakibatkan
tumbuhnya jamur pada batang pohon. Selanjutnya menyiram tanah agar merapatkan
pori – pori tanah.
Pada dasarnya tanaman petai tidak butuh perawatan
khusus. Cukup dengan menjaga dan merawat kebun dari gulma dan pengairannya cukup
hingga tanaman ini dapat tumbuh dengan baik. Pupuk yang baik digunakan adalah
pupuk kandang, yang diberikan setelah tanaman ini sudah berumur 4 bulan. Pemberian
pupuk dengan cara membuat lubang disekitar akar kemudian meletakkan pupuk
didalam lubang tersebut lalu menimbun kembali lubang tersebut dengan tanah.
Kandungan Kimiawi
Ada beberapa zat yang bermanfaat yang terkandung di dalam buah petai yang
berkhasiat dan berguna bagi kesehatan tubuh manusia. Diantaranya adalah gula
alami, zat besi, kalium, fosfor, vitamin A, vitamin B6, dan vitamin C. Pete mengandung 3 jenis gula
alami yaiut sukrosa, fruktosa, dan glukosa yang dikombinasikan dengan serat.
Petai atau pete mengandung vitamin C yang cukup tinggi, yaitu 46 mg per 100 g
biji. Selain itu, kandungan vitamin A adalah 200 iu per 100 g. Petai juga mengandung beberapa
senyawa kimia lainnya seperti Cyclic polsulphida dan thiozoline-4-carbocyclic
(TCA). Dibanding buah apel, petai memiliki kandungan protein empat kali
lebih banyak, karbohidrat dua kali lebih banyak, tiga kali lipat fosfor, lima
kali lipat vitamin A dan zat besi, dan dua kali lipat jumlah vitamin dan
mineral lainnya.
B. Budidaya
Di Lahan Terlantar
Lahan potensial adalah sebidang lahan yang dapat memberikan produk secara optimal per tahun per satuan luas. Umumnya lahan potensial dikaitkan dengan sektor pertanian sehingga lahan ini memiliki kemampuan untuk lahan produksi. Lahan terlantar atau biasa juga disebut dengan lahan terbiar, adalah lahan potensial namun tidak dipakai atau dimanfaatkan secara optimal. Akibatnya yang tumbuh adalah ilalang atau gulma, yang pada akhirnya merusak kondisitensi lahan. Berdasarkan kemiringannya beberapa jenis lahan terlantar dapat dikategorikan
Pada proses fotosintesa tumbuhan
hijau mengabsorbsi CO2 dan mengeluarkan C6H1206
dan O2 yang dibutuhkan makhluk hidup. Menghijauakan kembali lahan
tidur/ lahan terlantar dilakukan dengan penanaman petai, mengingat peranan
tumbuhan petai sangat diperlukan untuk menjaring CO2 dan melepas O2
kembali ke udara. Di samping itu berbagai proses metabolisme tumbuhan petai
dapat memberikan berbagai fungsi untuk kebutuhan makhluk hidup dan meningkatkan
kualitas lingkungan. Menanam petai akan memberikan banyak keuntungan, termasuk
keuntungan ekonomi bagi petani.
Jika setiap rumah tangga tani di pedesaan maupun di pinggiran kota menanam
petai, berarti kita telah memiliki penahan dan penyaring partikel padat dari
udara. Fungsi ini dilakukan oleh tajuk pohon petai melalui proses jerapan dan serapan, sehingga partikel padat di udara
berkurang. Partikel padat akan terjerap (menempel) pada permukaan daun, sebagian
partikel yang lain akan terserap masuk ke dalam ruang stomata daun.
Manfaat lain dari tajuk tanaman adalah menjadikan udara lebih bersih dan sehat
karena daun melakukan proses fotosintesis. Dengan demikian fungsi ini akan
tercapai apabila tajuk daun lebar seperti pohon petai (Parkisa speciosa).
Pohon petai dengan batang yang besar dan perakaran yang kuat sangat baik
untuk menyimpan air tanah. Daunnya yang berguguran menjadi pemasuk unsur organik
di tanah dan menjadi cadangan hara yang melimpah bagi tanaman. Oleh karena itu
maka sangat dianjurkan untuk menanam petai dengan cara tumpang sari bersama
kopi atau lada; atau tanaman perkebunan lainnya yang membutuhkan nauangan
mengingat tajuknya yang tebal. Penanaman petai di
lahan tandus, akan mampu mengembalikan tingkat kesuburan lahan tersebut, sebab biomassa
yang dihasilkan ranting dan daun, mampu memberikan asupan bahan organik pada
tiap hektar lahan petai tersebut. Selain itu, petai juga mampu memberikan
asupan nitrogen pada lahan yang akan aman tersimpan di dalam tanah. Hingga
lahan tersebut tidak memerlukan lagi bahan organik maupun pupuk anorganik. Sehingga
petai sangat bermanfaat untuk mengembalikan tingkat kesuburan tanah, pada lahan
– lahan non produktif.
------------------------------------
Oleh : Asbudi Salam, SP.
PPL Ahli Madya Kabupaten Nunukan