Kamis, 12 Januari 2017

BERTANAM PETAI  (Parkia speciosaDI LAHAN TERLANTAR

A.     Mengenal Petai
1.                               Aspek Budidaya
Setiap kita pasti mengenal petai, tanaman yang dikeal karena baunya yang khas, namun sering dicari untuk dijadikan lalapan atau teman makan sambel. Di Kota Nunukan, buah petai termasuk jenis sayuran yang cukup mahal harganya. Di pasar lokal/tradisional biasa dijual dengan harga Rp. 10 ribu per empat tangkai. Tanaman ini tidak dibudidayakan secara khusus namun umumnya di tanam di pinggiran rumah, sebagai batas kebun, atau pohon pelindung.
 Tinggi pohon petai umumnya 5 hingga 25 meter. Pohon petai termasuk pohon berkayu dengan bentuk tajuk yang sangat terbuka, buahnya berbetuk panjang berisi 10 hingga 18 biji petai. Tanaman petai tumbuh subur pada lahan dengan ketinggian 10 hingga 800 meter dari permukaan laut. Tanaman ini dibudidayakan secara monokultur dan tumpang sari dengan kacang tanah atau lada.
Biasanya petai ditanam dari biji yang dibibitkan. Menanam bibit ini dengan cara menggunakan okulasi. Selanjutnya adalah penyiapan lahan, yaitu lahan terlebih dahulu dibersihkan dari gulma dan digemburkan. Jika keasaman lahan tidak seimbang maka dilakukan pengapuran. Pemberian pupuk dasar dapat dilakukan pada persiapan lahan, khususnya jika lubang tanam telah disiapkan sebelumnya. Ukuran lubang tanam 40 x 40 x 40 cm. Pemberian pupuk kandang setebal 10 cm di lubang tanam.
Penanaman dapat dilakukan jika bibit sudah mencapai usia minimal 6 bulan, dilakukan di awal musim penghujan. Pilihlah bibit yang sudah memiliki daun yang sudah tua. Lakukan dengan hati – hati pada saat mengambil bibit dari polybag, jangan sampai tanah yang melekat pada akar menjadi pecah. Padatkan tanah timbunan dan hindari menimbun bekas okulasi kerena dapat mengakibatkan tumbuhnya jamur pada batang pohon. Selanjutnya menyiram tanah agar merapatkan pori – pori tanah.
Pada dasarnya tanaman petai tidak butuh perawatan khusus. Cukup dengan menjaga dan merawat kebun dari gulma dan pengairannya cukup hingga tanaman ini dapat tumbuh dengan baik. Pupuk yang baik digunakan adalah pupuk kandang, yang diberikan setelah tanaman ini sudah berumur 4 bulan. Pemberian pupuk dengan cara membuat lubang disekitar akar kemudian meletakkan pupuk didalam lubang tersebut lalu menimbun kembali lubang tersebut dengan tanah.
Kandungan Kimiawi
Ada beberapa zat yang bermanfaat yang terkandung di dalam buah petai yang berkhasiat dan berguna bagi kesehatan tubuh manusia. Diantaranya adalah gula alami, zat besi, kalium, fosfor, vitamin A, vitamin B6, dan vitamin C.  Pete mengandung 3 jenis gula alami yaiut sukrosa, fruktosa, dan glukosa yang dikombinasikan dengan serat. Petai atau pete mengandung vitamin C yang cukup tinggi, yaitu 46 mg per 100 g biji. Selain itu, kandungan vitamin A adalah 200 iu per 100 g.  Petai juga mengandung beberapa senyawa kimia lainnya seperti Cyclic polsulphida dan thiozoline-4-carbocyclic (TCA). Dibanding buah apel, petai memiliki kandungan protein empat kali lebih banyak, karbohidrat dua kali lebih banyak, tiga kali lipat fosfor, lima kali lipat vitamin A dan zat besi, dan dua kali lipat jumlah vitamin dan mineral lainnya.
B.     Budidaya Di Lahan Terlantar

Lahan potensial adalah sebidang lahan yang dapat memberikan produk secara optimal per tahun per satuan luas. Umumnya lahan potensial dikaitkan dengan sektor pertanian sehingga lahan ini memiliki kemampuan untuk lahan produksi. Lahan terlantar atau biasa juga disebut dengan lahan terbiar, adalah lahan potensial namun tidak dipakai atau dimanfaatkan secara optimal. Akibatnya yang tumbuh adalah ilalang atau gulma, yang pada akhirnya merusak kondisitensi lahan. Berdasarkan kemiringannya beberapa jenis lahan terlantar dapat dikategorikan

 Penghijauan dalam arti luas adalah segala daya untuk memulihkan, memelihara dan meningkatkan kondisi lahan agar dapat berproduksi dan berfungsi secara optimal, baik pengatur tata air ataupun pelindung lingkungan. Dalam hal ini, penghijauan lahan terlantar/lahan tidur yang diistilahkan reboisasi dapat dilakukan dengan mengoptimalkan fungsi tanaman berkayu, seperti petai.   
Pada proses fotosintesa tumbuhan hijau mengabsorbsi CO2 dan mengeluarkan C6H1206 dan O2 yang dibutuhkan makhluk hidup. Menghijauakan kembali lahan tidur/ lahan terlantar dilakukan dengan penanaman petai, mengingat peranan tumbuhan petai sangat diperlukan untuk menjaring CO2 dan melepas O2 kembali ke udara. Di samping itu berbagai proses metabolisme tumbuhan petai dapat memberikan berbagai fungsi untuk kebutuhan makhluk hidup dan meningkatkan kualitas lingkungan. Menanam petai akan memberikan banyak keuntungan, termasuk keuntungan ekonomi bagi petani.
Jika setiap rumah tangga tani di pedesaan maupun di pinggiran kota menanam petai, berarti kita telah memiliki penahan dan penyaring partikel padat dari udara. Fungsi ini dilakukan oleh tajuk pohon petai melalui proses jerapan dan serapan, sehingga partikel padat di udara berkurang. Partikel padat akan terjerap (menempel) pada permukaan daun, sebagian partikel yang lain akan terserap masuk ke dalam ruang stomata daun.  Manfaat lain dari tajuk tanaman adalah menjadikan udara lebih bersih dan sehat karena daun melakukan proses fotosintesis. Dengan demikian fungsi ini akan tercapai apabila tajuk daun lebar seperti pohon petai (Parkisa speciosa).
Pohon petai dengan batang yang besar dan perakaran yang kuat sangat baik untuk menyimpan air tanah. Daunnya yang berguguran menjadi pemasuk unsur organik di tanah dan menjadi cadangan hara yang melimpah bagi tanaman. Oleh karena itu maka sangat dianjurkan untuk menanam petai dengan cara tumpang sari bersama kopi atau lada; atau tanaman perkebunan lainnya yang membutuhkan nauangan mengingat tajuknya yang tebal. Penanaman petai di lahan tandus, akan mampu mengembalikan tingkat kesuburan lahan tersebut, sebab biomassa yang dihasilkan ranting dan daun, mampu memberikan asupan bahan organik pada tiap hektar lahan petai tersebut. Selain itu, petai juga mampu memberikan asupan nitrogen pada lahan yang akan aman tersimpan di dalam tanah. Hingga lahan tersebut tidak memerlukan lagi bahan organik maupun pupuk anorganik. Sehingga petai sangat bermanfaat untuk mengembalikan tingkat kesuburan tanah, pada lahan – lahan non produktif.
------------------------------------
Oleh : Asbudi Salam, SP.
PPL Ahli Madya Kabupaten Nunukan