Sabtu, 04 Agustus 2018

MANFAAT KUNYIT PUTIH BAGI KESEHATAN (OPTIMALISASI PEMANFAATAN TOGA DI PEKARANGAN)



A.   Pendahuluan
Program pemanfaatan pekarangan secara optimal yang digalakkan oleh pemerintah melalui kegiatan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) berbasis kepada sumber daya lokal ditujukan agar masyarakat secara mendiri dapat memenuhi kebutuhan pangan dan kesehatannya, khususnya terkait keterpenuhan gizi dan kalori yang sedemikian penting dibutuhkan oleh tubuh. Melalui pemanfaatan pekarangan ini, kebutuhan masyarakat akan pangan dapat tercukupi. Disamping itu optimalisasi pekarangan juga dapat membantu masyarakat dari segi ekonomi, karena dapat menjadi penghasilan tambahan. Oleh karena itu maka Pemerintah melalui Kementerian Pertanian, dan regulasinya ditindaklanjuti masing masing oleh Pemerintah Daerah, menetapkan gerakan pembangunan ekonomi mikro rumah tangga tani sebagai bagian integral dari pembangunan pertanian.
Optimalisasi pemanfaataan pekarangan, yang tidak hanya dimaksudkan agar dapat membangun warung hidup namun juga apotik hidup, dimaksudkan agar kebutuhan pangan dan kesehatan masyarakat dapat terpenuhi dan tercukupi secara seksama. Dalam hal ini, pemanfaatan beberapa jenis herbal yang berfungsi ganda, sebagai sayuran dan obat, lebih diutamakan untuk dibudidayakan. Salah satu diantaranya kunyit putih (Curcuma mangga Val.) yang khasiatnya telah diketahui oleh masyarakat.   
B.   Habitus Kunyit Putih
Tanaman kunyit putih (Curcuma mangga Val.) merupakan tanaman semak berumur tahunan. Tanaman ini mempunyai tinggi 50 75 cm, bentuk batang semu yang tersusun dari pelepah pelepah daun. Daunnya berwarna hijau, berbentuk seperti mata lembing bulat lonjong di bagian ujung dan pangkalnya. Panjang daun 30 60 cm dengan lebar daun 7,5 -12,5 cm, tangkai daunnya sama panjang dengan panjang daunnya. Permukaan atas dan bawah daun agak licin, tidak berbulu. Tanaman ini mempunyai bunga majemuk berbentuk bulir yang muncul dari bagian ujung batang. Mahkota bunga berwarna kuning muda atau hijau keputihan, panjang 2,5 cm. Kunyit putih memiliki rimpang berbentuk bulat, renyah, dan mudah dipatahkan. Kulitnya dipenuhi akar serabut yang halus hingga menyerupai rambut. Rimpang utamanya keras, apabila dibelah tampak daging buah berwarna kekuning kuningan pada bagian luar dan putih kekuningan pada bagan tengahnya. Rimpang berbau aromatis mirip bau mangga, dan rasanya mirip mangga sehingga disebut temu mangga. Ciri ciri dari tanaman kunyit putih ini memiliki bintik pada umbi mirip umbi jahe dan memiliki warna krem agak kuning muda. Bau kunyit putih dalam keadaan segar hampir mirip seperti mangga kweni.
Rimpang kunyit putih (Curcuma mangga Val.) mengandung minyak atsiri, amilum, tanin, gula dan damar. Komponen yang terdapat dalam rimpang yaitu myrcene (81,4%), β-ocimene (5,1%), β-pinene (3,7%), α-pinene (2,9%), minyak atsiri (0,28%), dan kurkumin (3%). Selain itu rimpang dan daunnya mengandung saponin, flavonoid dan polifenol.
C.   Manfaat Bagi Kesehatan
Tanaman kunyit putih (Curcuma mangga Val.) merupakan salah satu obat tradisional yang banyak digunakan oleh masyarakat. Rimpangnya digunakan untuk mengurangi rasa nyeri saat haid, penambah nafsu makan, penurun panas tubuh, penyempitan peranakan, mengobati masuk angin, dan gatal gatal, dapat memperkecil rahim, menyempikan vagina, mengeringkan luka operasi kanker payudara, mengobati maag, peradangan sebagai akibat gangguan wasir, radang tenggorokan, diare, lemah syahwat, penangkal racun, dan mampu menghambat pertumbuhan kanker.
Khasiat kunyit putih untuk mencegah penyebaran sel kanker, fungsi kunyit putih dapat dimaksimalkan untuk pencegahan penyakit kanker. Zat anti oksidan pada kunyit putih berfungsi mencegah kerusakan asam deoksiribo nukleat (ADN) yang merupakan salah satu senyawa yang menyusun gen. hasil kajian menunjukkan bahwa kunyit putih (Curcuma mangga) mengandung protein toksis. Sejenis ribosome in activating protein (RIP). Protein ini mampu menonaktifkan rhibosom, sehingga sintesa protein dalam sel terganggu. Protein toksis lebih mudah melakukan penetrasi ke dalam sel kanker dari pada sel sehat. Akibatnya sel kanker tidak dapat berkembang biak, karena sel kanker memiliki batas umur, maka lama kelamaan akan habis dengan sendirinya.
-----------------
Penulis : Asbudi Salam, SP. MAP. (PPL Ahli Madya)
Koordinator Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Nunukan